Tata Cara Melakukan Pengujian Beton
Pembangunan merupakan sesuatu proses buat menghasilkan sesuatu bangunan semacam halnya gedung, jalur, jembatan serta lain sebagainya buat kebutuhan tertentu. Tiap pembuatan bangunan pasti memiliki proses serta tujuan yang jelas dan mempunyai tahapan– tahapan yang berkepanjangan.
Tujuannya pasti supaya bangunan tersebut memanglah nyaman serta tahan lama, tidak hanya itu pula dibutuhkan dicoba uji ataupun pengujian terhadap bahan– bahan yang jadi penunjang dari bangunan tersebut. Bahan semacam material atap, portal, kusen, pondasi, lantai serta bahan– bahan penyusun bangunan yang yang lain pula membutuhkan sesuatu pengujian.
Banyak bahan dalam proses pembuatan bangunan, bahan yang hendak kita uji merupakan beton. Beton digunakan dalam pembuatan kolom, balok, susunan dasar lantai maupun bilik– bilik tertentu. Masing- masing beton memiliki kualitasnya masing– masing bergantung dari campurannya dimana tiap mutu tersebut mempunyai mutu serta kekuatan yang berbeda– beda. Beton pula mempunyai kerangka semacam halnya tulang manusia yang berbentuk besi ataupun bahan sejenisnya.
Pengetesan serta pengujian beton memanglah sangat dibutuhkan buat bangunan baik besar ataupun kecil, tujuannya merupakan buat membenarkan bangunan tersebut benar– benar dapat menahan beban hidup serta beban mati yang terdapat diatasnya ataupun tidak dan mengenali berapa lama beton tersebut bisa bertahan serta tahan terhadap apa sajakah beton tersebut. Berikut merupakan sebagian tata metode pengujian beton:
1. Uji Uji Kokoh Tekan( Compression test)
Uji Uji Kokoh Tekan bertujuan buat mengenali kokoh tekan beton ciri( kokoh tekan maksimum yang bisa diterima oleh beton hingga beton hadapi kehancuran), pengujian ini bisa dicoba dengan metode:
- Siapkan silinder diameter 15 centimeter dengan besar 30 cm
- Cetakan silinder diletakkan pada plat atas baja yang sudah dibersihkan serta sisi dalamnya diolesi dengan pelumas seperlunya, tujuannya merupakan buat memudahkan pelepasan beton dari cetakannya
- Masukkan adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test kedalam cetakan yang dipecah jadi 3 susunan yang sama
- Jalani penusukkan sebanyak 25 kali pada tiap lapisan
- Ratakan bagian atas serta beri tulisan bertepatan pada serta jam pembuatan pada bagian atas
- Setelah itu diamkan sepanjang 24 jam serta direndam dalam air sepanjang waktu tertentu barulah dibawa ke laboratorium buat diuji
- Pengujian uji beton memakai mesin compressor yang telah dikalibrasi
- Catat pengujian masing- masing sebagian hari yang telah ditentukan
2. Slump test
Pengujian Slump test bertujuan buat mengenali kandungan air beton yang berhubungan dengan kualitas beton, pengujian disini hendak dicoba memakai kerucut abraham walaupun saat ini sudah terdapat perlengkapan spesial buat mengukur kandungan air beton ialah moisture m spesial buat beton. Pengujian ini dicoba dengan metode:
- Siapkan perlengkapan uji Slump ialah yang memiliki dimensi diameter atas 10 centimeter serta diameter dasar 20 centimeter dengan besar 30 cm
- Kerucut abraham diletakkan pada bidang rata serta datar tetapi tidak meresap air
- Pengadukan beton yang dicampur menyeluruh dimasukkan ke dalam kerucut sembari ditekan kebawah penyokong– penyokongnya
- Adukkan beton dimasukkan dalam 3 lapis yang kira- kira sama tebalnya, serta tiap susunan ditusuk sebanyak 25 kali dengan memakai tongkat baja diameter 16 milimeter panjang 600 milimeter dengan ujung yang bundar supaya adukan yang masuk kedalam kerucut lebih padat
- Adukan yang jatuh di dekat kerucut dibersihkan, kemudian permukaannya diratakan dengan kerucut ditarik vertikal dengan hati– hati
- Dibuka serta diukur penyusutan puncak kerucut terhadap besar semula
- Hasil pengukuran ini diucap hasil uji Slump serta ialah hasil kekentalan( kandungan air) dari beton tersebut
- Adukan beton dengan hasil slump yang tidak penuhi ketentuan tidak boleh buat digunakan
3. Uji Core Drill
Pengujian Core Drill dicoba dengan mengambil ilustrasi dari beton yang telah terbuat memakai perlengkapan ialah core drill. Tata cara ini diusahakan jangan hingga mengganggu struktur dari beton tersebut, setelah itu ilustrasi tersebut dibawa ke laboratorium buat pada pengujian crusing test. Pengujian ini sangat akurat sebab diambil dari bahan yang telah terbuat di lapangan, tetapi pengambilan strukturnya pula mempunyai efek sebab bisa kurangi struktur dari beton serta dapat saja menimpa tulangan dari beton tersebut.
4. Hammer test
Hammer Test dicoba buat memperoleh kekuatan ataupun tegangan ciri beton yang telah terdapat memakai perlengkapan hammer test pada elemen struktur bangunan semacam kolom, balok serta plat lantai. Tahapan saat sebelum melaksanakan hammer test merupakan saat sebelum uji diawali permukaan dari elemen struktur yang belum rata wajib dihaluskan memakai gerinda supaya didapatkan permukaan yang rata. Perihal ini dicoba supaya pembacaan rebound dari perlengkapan hammer test lebih cermat serta pas, di tiap titik hammer test dicoba sebanyak 20 kali shooting per lantai. Hasil uji dianalisa memakai standar deviasi buat penentuan kualitas beton.
5. Ultrasonic non Destructive
Pengujian ultrasonik sudah digunakan oleh sebagian negeri serta di indonesia digunakan semenjak tahun 1980’ an. Tujuan dari riset memakai pengujian ultrasonik yang dicoba memakai bermacam tipe perlengkapan uji NDT. Pengujian ini dicoba dengan metode:
- Mengetahui kedalaman serta keretakannya
- Homoginitas pada beton
- Kehancuran permukaan beton akibat kebakaran ataupun pengaruh kimiawi
- Pergantian watak dari masa ke masa
- Mutu/ kualitas beton
- Kehancuran lain pada beton( Honeycombing/ Void)
- Modulus Elastisitas beton
Tag:alat pengecoran jalan beton, beton, beton bertulang, jalan beton, laporan uji kuat tekan beton, mengukur kadar air dalam campuran beton, mutu beton, pengujian beton, pengujian hammer test beton, pengujian kekentalan beton, pengujian kuat lentur beton, pengujian kuat tekan, pengujian kuat tekan beton, pengujian kuat tekan beton silinder, pengujian slump, pengujian slump beton, pengujian tes beton, perawatan beton setelah pengecoran, uji beton, uji kuat tekan beton