Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dari Limbah Kulit Kakao
Pada perkebunan kakao rakyat, daun pangkasan tumbuhan serta kulit buah kakao( cangkang/ pod) dan hijauan tumbuhan pelindung/ naungan ialah gamal( Gliricidia sepium) serta lamtoro( Leucaena leucocephala) bisa dimamfaatkan selaku pakan ternak kambing.
Kulit buah kakao senantiasa tersedia selama tahun. Sedangkan itu dengan interval serta metode pemangkasan yang benar diperoleh daun- daun hpangkasan tanamanpelindung. Isi gizi kulit buah kakao paling utama kandungan protein kasar yaitu 8, 5%.
BAHAN Serta KOMPOSISI RANSUM
- Kulit buah kakao kering 20 – 40%
- Dedak 24%( bisa ditukar dengan bahan lain)
- Garam 5%
- Mineral (biguten) 3%
- Pupuk Urea 3%
- Molasses( bisa ditukar dengan bahan- bahan yang ada di posisi)
Metode PEMBUATAN
Kulit buah kakao kering digiling memakai mesin pencacah, setelah itu dicampur dengan seluruh bahan- bahan sampai membentuk adonan. Adonan tersebut setelah itu dipress dengan perlengkapan pengepress dengan ukuran 1– 2 kilogram, bergantung kesukaan petani.
TEKNOLOGI FERMENTASI KOTORAN KAMBING Selaku BOKASI
Pengembangan sisten usahatani ternak kambing pada lahan perkebunan kakao membolehkan buat dicoba mengingat kemampuan biomassa tumbuhan kakao berbentuk daun- daun pangkasannya serta kulit buah kakao( cangkang/ pot) ialah pakan ternak kambing.
Tumbuhan pelindung/ naungan kakao semacam tumbuhan gamal ( Gliricidia sepium) serta tumbuhan lantoro( Leucaena leucocephala) pula ialah sumber pakan yang bergizi.
Disamping itu bisa pula diintroduksi bermacam tipe rumput unggul selaku pakan. Donasi ternak kambing merupakan selaku tabungan untuk petani yang dapat dijual serta selaku selaku pupuk organic serta kotoran ternak yang bisa dimamfaatkan buat revisi watak raga tanah sehinga tanah menjadi gembur serta sisten aerasi tanah hendak lebih baik.
Ternak kambing ialah salah satu penunjang pemasukan petani di pedesaan. Sistem pemeliharaan ternak biasanya secara tradisional yang pemberian pakan kurang penuhi standar gizi yang disarankan. Skala pemilikan masih kecil yaitu 2– 5 ekor per petani.
Buat tingkatkan pemasukan yang berorientasi agribisnis hingga dibutuhkan kenaikan produktivitas lewat kenaikan tipologi usaha yang semula berbentuk sambilan jadi cabang usaha dengan revisi tatalaksana pemeliharaan serta efesiensi usaha.
Metode PEMBUATAN
- Campurkan 1 liter EM4 ataupun Aspergillus niger dengan 1 liter air molasses ataupun 0, 25 kg gula serta 100 liter air
- Kotoran kambing, kulit buah kakao, daun pangkasan kakao serta naungan yang sudah dipotong- potong dimensi 3– 5 centimeter( memakai pisau atan mesin pencacah) dicampur dedak setelah itu diaduk sampai rata.
- Siram larutan EM4 ataupun Aspergillus niger secara lambat- laun ke dalam adonan sampai rata. Kandunga n air adonan ± 30%. Cirinya apabila adonan dikepal dengan tangan air tidak luar dari adonan serta apabila kepalan dilepas hingga adonan hendak mekar.
- Adonan digundukkan diatas kotak/ tanah yang kering dengan ketinggian 15– 30 centimeter, setelah itu ditutup dengan karung goni selama 3– 4 hari.
- Pertahanankan temperatur gundukan adonan 40– 50˚C, bukalah karung penutup serta gundukan dibalik, setelah itu ditutup lagi. Temperatur yang besar bisa menyebabkan bokashi jadi rusak sebab terjalin proses pembusukan.
- Butuh dicermati, pembuatan bokashi sukses apabila adonan berbau nikmat serta susunan jamur putih telah nampak. Apabila adonan berbau tidak nikmat ataupun busuk, berarti proses pembuatan bokashi kandas.
Demikian cara pembuatan pakan ternak dari limbah kulit kakao, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan yang berguna.
Tag:bahan baku pakan ternak, bahan konsentrat pakan ternak, bahan pakan sumber serat, bahan pakan ternak, budidaya kakao, cara fermentasi daun kering untuk pakan ternak, cara mengirit pakan ternak, kakao, kulit kakao, manfaat kulit buah kakao, mesin limbah kakao, pakan alternatif kulit apel, pakan limbah kulit apel, pakan ternak, pakan ternak alternatif, pengolahan buah kakao pakan ternak, pengolahan limbah buah kakao, silase pakan ternak kambing, sumber serat pakan ternak